Author: @dinaalifa
Cast:
- Sooyoung
- Changmin
- Kyuhyun
Genre: Romance, Sad
Length: 2641 words
Sorry for the typo, or the weird story
Happy reading ^^
***
Kegembiraan pasti akan berakhir tawa
Kesedihan pasti akan berakhir tangis
Namun, bagaimana jika aku gembira tetapi aku menangis?
Perlahan namun pasti, kucurigaan itu
muncul juga. Aku mencoba untuk menghiraukannya tetapi rasa aneh itu
kembali menggelayuti pikiranku. Sebenarnya bukan salahnya jika ia
berpaling. Akulah yang patut disalahkan. Karena aku, tak bisa mengandung
darah dagingnya.
“Apa kau mandul?” Pertanyaan itu.
Benar-benar membuatku jatuh. Terlebih yang mengatakannya adalah suamiku
sendiri. Aku hanya menunduk, tak berani menjawabnya. Bahkan aku sendiri
juga bingung, dokter tak mengatakan kejadian pastinya padaku.
“Kenapa tak menjawab? Apa kata dokter
kandungan tadi?” Dia- suamiku- masih saja mendesakku dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sangat kuhindari. “Aku tak tahu. Mungkin
Tuhan belum ingin mempertanggung jawabkan aku untuk memiliki anak,
mungkin juga aku – mandul” Kyuhyun- nama suamiku- mengusap wajahnya
kasar. Kemudian ia membawaku untuk duduk di sofa depan televisi. Aku
mendesah pelan. Aku merasa bersalah dengannya.
“Maafkan aku” Aku menunduk tak berani
menatap wajahnya. Aku benar-benar wanita hina, dan rahimku ini, aku
benar-benar mengharapkan ada jiwa yang hidup didalamnya. Kyuhyun
mengelus punggungku pelan. Rasanya ingin sekali aku menangis. “Tidak
apa-apa, mungkin benar, kita masih belum dipercaya untuk memiliki anak”
Dia tersenyum paksa, mau tak mau aku juga mencoba membalasnya. Meski aku
tahu, ini hanyalah kamuflase.
***
Hingga larut malam begini, Kyuhyun belum
juga pulang. Berkali-kali aku berusaha untuk menghubungi ponselnya dan
berkali-kali juga aku aku mendapatkan suara operator yang menjawab
panggilanku. Kutatap jam dinding besar yang terpampang diruang tengah,
pukul sebelas malam. Akhir-akhir ini ia memang sering sekali pulang
larut. Entahlah, aku tak tahu pasti ia pulang jam berapa. Aku hanya
mendapati kehadirannya ketika pagi hari.
Aku mulai beranjak menuju meja makan.
Masakanku, sia-sia saja. Tak mungkin juga aku menyajikan makanan yang
sudah dingin ini pada Kyuhyun. Ia pasti akan menolaknya. Dengan sedikit
berat hati akhirnya aku membuang semua makanan itu. Sudahlah, memakannya
sendiri pun aku juga tidak selera.
Aku kembali duduk pada sofa ruang tengah.
Termangu, dengan pikiranku yang terfokus pada Kyuhyun. Aku sungguh
mengkhawatirkannya. Bukan apa-apa, hanya saja aku takut jika waktuku
bersamanya tidak akan lama lagi. Mungkin saja dia mencari seseorang
diluar sana. Jika itu terjadi, maka berakhirlah hidupku.
Aku mendapati diriku yang masih terbaring
di ranjang empuk kamarku. Aku mengerjap pelan, bukankah aku tidur di
sofa. Aku melirik kesamping, Kyuhyun masih tertidur pulas disana.
Mungkin memang dia yang membawaku kemari.
***
Author POV
Fotografi memang hidup yang dipilih namja
ini. Seharian ia hanya menghabiskan penuh waktunya untuk berkeliling
kota mencari tempat dengan objek yang menurutnya menarik. Bahkan
diusianya yang menginjak 26 tahun ini, dia masih tak memiliki seorang
yang dianggapnya spesial dihatinya. Entahlah, namja itu memang unik.
“Sampai kapan kau akan bertahan seperti
ini Shim Changmin? Kau tak iri denganku yang sudah menimang satu anak
eoh?” Teman sekaligus hyung nya- Yunho- memang selalu mencibir status
dirinya yang masih sendiri. Changmin hanya mendengus malas, ia tak
pernah tertarik untuk segera menikah. Baginya, masa lajang itu sangat
cocok dengannya. Dia dengan bebas bisa pergi kemanapun tanpa mendapat
omelan.
“Aku tak berminat menjadi sepertimu
diusiaku sekarang” Jawabnya pendek yang berhasil membuat Yunho geram.
Changmin beranjak berdiri dari duduknya dan segera keluar ruangan
bersama dengan kamera SLR yang selalu siap bertengger di lehernya. “Ya!
Mau kemana kau sekarang?” Ia masih bisa mendengar suara teriakan
temannya itu, namun dengan sengaja ia menghiraukannya.
“Jangan mengikutiku. Kau akan lelah jika
kau berjalan bersamaku” Cegahnya karena sedari tadi Yunho masih saja
mengikuti dirinya dibelakang. Yunho menggeram kesal, betapa keras
kepalanya teman yang sudah dianggapnya adik itu.
***
Kyuhyun berada dirumah, ya hari ini hari
Minggu. Hari yang benar-benar dinantikan Sooyoung untuk bersama dengan
suaminya. Meski sebenarnya tak ada hal spesial yang selalu Kyuhyun
lakukan, hanya dengan bersamanya lah itu sudah suatu kesenangan
tersendiri bagi Sooyoung. Kyuhyun masih menggunakan PSP nya untuk
menyalurkan hobinya- bermain game. Sedangkan Sooyoung, ia masih sibuk
untuk sekedar membersihkan debu yang menempel pada setiap perabot
rumahnya.
Sooyoung menemukan ponsel Kyuhyun yang
berdering diatas meja kecil disamping bufet yang masih ia bersihkan. Ia
menatap benda kecil itu ringan, ada rasa penasaran yang terselip dalam
dirinya. Selama ini ia memang tak pernah memegang ataupun membuka isi
ponsel suaminya.
“Baiklah, aku hanya akan mengambilnya
kemudian memberikan pada Kyuhyun” Desisinya pelan. Sooyoung kemudian
beralih mengambil ponsel itu. Ternyata hanya sebuah pesan. Ia mulai
mengaktifkan ponsel tersebut dan matanya terbelalak ketika membaca
pengirim pesan tersebut. “Victoria chagi, siapa dia?” Sooyoung mulai
menebak-nebak sendiri. Rasa penasaran itu semakin membuatnya yakin untuk
segera membuka isi pesan tersebut. Dia melirik Kyuhyun sejenak. Lelaki
itu bahkan hanya akan berkonsentrasi pada game-nya tanpa memedulikan
dirinya.
Dengan tangan gemetar Sooyoung
memberanikan diri untuk membuka pesan tersebut. Matanya sukses melotot
tak percaya ketika isi pesan tersebut terbuka dan dengan mudah ia dapat
membacanya. Jantungnya berdegup keras dan dadanya benar-benar sesak kali
ini. Rongga tubuhnya seakan dipenuhi oleh hal-hal aneh hingga ia tak
mampu untuk segera bernafas. Nafasnya benar-benar tercekat.
From: Victoria chagi
Kyuhyun-ah aku benar-benar bosan seharian ini. Datanglah ke apartemenku dan kita tidur bersama
Sebelah tangan kanannya ia gunakan untuk
menutup mulutnya rapat. Ia semakin gencar untuk membuka isi pesan
Kyuhyun yang lainnya. Tangannya dengan cekatan membuka kotak masuk pada
ponsel milik suaminya. Dengan sedikit takut-takut akhirnya ia memutuskan
untuk membaca seluruh isi pesan yang banyak dikirim oleh Victoria
chagi-nya tadi.
Datanglah ke apartemenku
Ayo kita berkencan
Aku juga mencintaimu, maka dari itu ceraikanlah istrimu yang tak berguna itu dan mari kita menikah
Kyuhyun-ah aku sungguh kedinginan, maukah kau datang keapartemenku dan menghangatkanku?
Sooyoung terengah dan mulutnya
benar-benar terbuka sangat lebar. Keningnya kini mulai bercucuran
keringat dingin. Hatinya terasa tertohok hanya dengan membaca beberapa
penggal isi pesan antara suaminya dengan orang tak diketahuinya itu. Ini
baru beberapa saja, masih ada banyak lagi pesan dari Victoria yang
belum ia baca. Sooyoung yakin, ia tak dapat menahan tangisnya jika ia
memilih untuk melanjutkan membacanya lagi.
Sooyoung tak bisa mengatakan suaminya itu
berselingkuh. Bukan salah Kyuhyun jika ia memilih mencari wanita lain,
bukan salahnya jika ia merasa jenuh padanya. Sepenuhnya ini bukan salah
Kyuhyun, tetapi ini – salahnya.
“Kau sedang apa Soo?” Dia menoleh takut
pada orang yang memanggilnya. Kyuhyun berjalan maju mendekatinya. Ia
meraih ponselnya yang ada di genggaman Sooyoung. Kyuhyun terkesiap
ketika melihat apa yang dibuka Sooyoung pada ponselnya. Seketika
wajahnya berubah kusut dan sedikit ketakutan. “Soo ini tidak seperti
yang kau-“. “Tidak apa-apa oppa. Aku baik-baik saja” Dengan cepat
Sooyoung menyela ucapan Kyuhyun.
Kyuhyun merasa bersalah ketika melihat
Sooyoung yang hanya tersenyum kepadanya. Ia benar-benar ceroboh,
bagaimana bisa ia lupa menghapus file pesannya. “Oppa aku ingin
melanjutkan bersih-berrsihku. Ini ponselmu, maaf karena aku membukanya
tadi” Sooyoung bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
Sooyoung segera berlalu dari tempat
Kyuhyun berdiri. Lelaki itu masih bingung dengan sikapnya yang
benar-benar diluar dugaannya. Sooyoung masuk kedalam kamar mandi
rumahnya, dia berjongkok lelah. Matanya memerah menahan tangis dan
tubuhnya benar-benar gemetar mendapati pengkhianatan suaminya yang
bahkan telah ia percaya sepenuhnya.
Sooyoung menelungkupkan kepalanya
diantara kedua kakinya. Sekuat tenaga ia menahan tangisannya agar tak
pecah untuk sekarang ini. Ia harus tegar, bagaimanapun juga ia pantas
diperlakukan seperti ini dan tidak sepatutnya ia marah. Kecewa? Itu
sudah pasti!
“Aku ingin memiliki seorang bayi”
Desisnya parau. Ia menengadah keatas langit-langit kamar mandinya. Ia
memang lebih memilih berdiam disini, jika ia berada dikamarnya sekarang
mungkin saja Kyuhyun akan tahu kesedihannya. Menurutnya, itu memalukan!
***
Changmin POV
Dasar ahjussi gila! Bagaimana bisa dia
memaksaku mengikuti kencan buta seperti ini. Sepertinya Yunho hyung
benar-benar ingin merendahkan martabatku sebagai namja tampan. Aku
menerawang keseluruh ruangan restoran yang sudah dipesan Yunho hyung
itu. Cukup nyaman dan tidak terlalu ramai. Kembali kubuka file gambar
pada kameraku. Aku mengecek beberapa gambar itu lagi sembari menunggu
yeoja yang katanya akan dikenalkan denganku.
Hingga lima belas menit berlalu aku masih
saja duduk sendirian. Aku mulai mengumpat kesal. Ingin sekali aku
meninggalkan tempat ini dan segera pergi dari sini. Aku paling tidak
suka menunggu dan bagiku itu adalah hal yang paling membosankan.
Samar-samar aku mulai mendengar suara
seseorang yang sedang beradu ucapan. Aku tersenyum jahil, sepertinya
mendengarkan omelan mereka akan sedikit menghilangkan rasa bosanku.
Kulirik pasangan yang duduk tepat dibelakang bangkuku. Sepertinya mereka
pasangan yang ideal. Aku mulai menajamkan telingaku untuk mendengarkan
setiap perbincangan mereka. Masa bodoh jika aku menambah dosa, aku hanya
butuh hiburan untuk rasa bosanku.
“Istriku sudah tahu tentang hubungan
kita” Aku semakin tertarik untuk mendengarkannya ketika pasangan pria
itu berucap. Aish.. ternyata mereka pasangan selingkuhan. “Sudah
kubilang sejak awal, kau harus menceraikan istrimu. Segera!” Tsk. Jahat
sekali fikiran wanita itu. Entah mengapa aku justru membayangkan
bagaimana perasaan istri pria tersebut. Sepertinya akan sakit sekali
jika dikhianati oleh pasangannya seperti itu.
“Lalu bagaimana? Apakah Sooyoung
mendiamkanmu dirumah? Jika iya, baguslah. Kau bisa menginap terus di
apartemenku” Aku semakin memundurkan kursiku kebelakang mendekati kursi
pria itu. Kurasa aku semakin tertarik saja dengan perbincangan mereka
ini. Meskipun tindakanku ini termasuk tindakan paling bodoh yang pernah
kulakukan. Aku melirik kebelakang sejenak, berpura-pura tengah mencari
seseorang padahal ekor mataku menatap pada wajah wanita jahat itu. Cih..
wajahnya saja yang cantik, kelakuannya benar-benar buruk.
“Dia tetap memperlakukanku seperti biasa.
Seolah tak terjadi apa-apa” Haish.. bodoh sekali istrinya itu. Jika aku
menjadi dia, langsung saja aku akan menghajarnya kemudian meminta cerai
darinya. Jika seperti ini terus, aku pasti akan emosi sendiri. Sudahlah
Shim Changmin, lagian kau juga tak mengenal siapa mereka!
“Annyeonghaseyo” Aku masih saja merutuki
diriku- tepatnya telingaku- yang sedari tadi tak bisa kuhentikan untuk
mendengar perbicangan pasangan selingkuhan itu. Ck. Menyebalkan,
sungguh! “Annyeonghaseo” Kutatap telapak tangan yang sedari tadi
mengayun di depan wajahku kilat. “Annyeong” Balasku cepat. Yeoja itu
langsung saja duduk di kursi depanku. Aku sedikit mencuri pandang
kearahnya. Cantik, tentu saja! Yunho hyung tak pernah mengenalkanku
dengan wanita jelek. Kebanyakan perempuan kenalannya itu cantik dan
sudah pasti berkantong tebal. Tapi satu, mereka tidak memiliki manner
yang bisa dikatakan baik.
“Kenalkan, aku Seohyun” Dia mengulurkan
tangannya didepanku. Aku melirik tangan lentik itu sejenak kemudian
menjabatnya. “Ya. Kurasa Yunho hyung telah menceritakan banyak tentangku
padamu” Ucapku pendek dengan tanpa penekanan, datar. Seohyun mengangguk
kemudian setelahnya ia hanya terdiam. Aish.. dia memang lembut, cantik,
dan sepertinya juga perhatian hanya saja dia terlalu pendiam. Tidak
cocok denganku.
Kurogoh kantung celana jeansku dan menemukan ponselku. Segera kuketik pesan kepada Yunho hyung kemudian segera mengirimnya.
Hyung, aku menolak Seohyun!
***
Author POV
Setelah seminggu semenjak kejadian itu
Sooyoung memang masih bersikap biasa pada Kyuhyun. Dia masih melayani
suaminya itu dengan baik. Melayani dengan artian mencucikan baju,
memasakkan makanan, menyetrika pakaian, sampai hal-hal kecil lainnya
yang suaminya itu butuhkan. Sooyoung mulai menganggap biasa kejadian
itu. Ia telah introspeksi pada dirinya sendiri meskipun itu tidaklah
wajib ia lakukan. Ia sadar, dirinyalah yang serba kekurangan untuk
ukuran laki-laki semacam Kyuhyun.
Meski begitu, Kyuhyun juga tak kunjung
meminta maaf padanya ataupun berusaha menjelaskan apa yang terjadi pada
Sooyoung. Lelaki itu seakan mati rasa terhadap istrinya sendiri. Selama
itu juga Kyuhyun masih saja pulang hingga larut malam. Sooyoung tak
ambil pusing akan hal itu. Ia tahu jika suaminya pasti akan mengunjungi
wanita bernama Victoria itu lagi, maka dari itu ia memilih untuk tidak
menunggu kedatangan suaminya lagi.
Sekarang ini tak ada sesuatu yang
diharapkan Sooyoung pada sosok Kyuhyun. Ia tahu pasti, cepat ataupun
lambat Kyuhyun sudah pasti akan menceraikannya. Yang seharusnya ia
persiapkan kali ini adalah- mencoba tersenyum. Tersenyum, tentu saja
untuk menutupi rasa sakit hatinya yang bahkan lebih sakit ketika ia
dihantam sebuah sembilu sekalipun.
Hari ini hari Minggu, pagi-pagi sekali
Sooyoung beranjak dari ranjang empuknya dan segera beralih menuju pada
kamar mandinya. Ia membersihkan tubuhnya kemudian mengganti pakaiannya
dengan baju yang cocok untuk melakukan olahraga. Celana training panjang
berwarna abu-abu dan juga kaus putih oblong ditambah jaket yang juga
berwarna senada dengan celananya. Ia baru saja akan segera membuka pintu
kamarnya jika saja Kyuhyun tidak terusik dari tidurnya.
“Kau mau kemana pagi-pagi begini?” Demi
Tuhan, Sooyoung menahan nafasnya ketika mendengar suara suaminya
sendiri. Betapa ia merindukan sosok hangat itu. “Aku bertanya – kau
ingin pergi kemana?” Kyuhyun mengulang pertanyaannya kembali. Ia
berjalan mendekati tubuh Sooyoung yang sudah berdiri di ambang pintu
kamar mereka. Jantung Sooyoung kembali berdegup kencang ketika tangan
Kyuhyun menyentuh pundaknya dengan begitu tiba-tiba. Ya ampun, perasaan
seperti ini, persis seperti apa yang ia rasakan ketika ia jatuh cinta
kepada Kyuhyun dulu.
“Aku ingin berolahraga. Rasanya tubuhku
mulai kaku dan hampir remuk” Ucapnya tanpa berfikir. Kyuhyun tersenyum
sejenak mendengar jawaban Sooyoung. Dia masih sama lucunya dengan dulu –
hanya saja, ia tak lagi bisa membahagiakan dirinya lagi seperti dulu.
Ya, kenangan manis mereka memang terukir ketika dulu, entah tahun barapa
itu. “Kalau begitu, aku ingin ikut denganmu” Sahut Kyuhyun pendek
kemudian ia bernajak menuju kamar mandi. “Tunggulah sebentar” Ia sedikit
memohon sebelum akhirnya ia menghentak pintu kamar mandi dengan sedikit
keras hingga meninggalkan bunyi berdebum.
Mereka berdua berlari beriringan. Tak ada
percakapan ataupun candaan yang menemani mereka berdua. Kyuhyun merasa
canggung dengan Sooyoung setelah kejadian seminggu yang lalu. Sedangkan
Sooyoung, ia berusaha mati-matian untuk menekan detakan hebat
jantungnya. Ia harus melupakan suaminya, itu wajib!
Sekarang mereka berdua tampak terengah
dan memilih untuk beristirahat di taman buatan komplek perumahan mereka.
Sooyoung memilih untuk duduk pada bangku disebelah pohon rindang. Ia
menghirup udara sebanyak mungkin untuk mengisi udara di paru-parunya
yang dirasanya hampir kosong. Kyuhyun menilik wajahnya pelan, wajahnya
istrinya yang kelelahan itu, benar-benar manis.
“Soo,” Kyuhyun berniat menggumamkan nama
istrinya namun secara tak sengaja Sooyoung justru mendengarnya. Sooyoung
melirik cepat kearah Kyuhyun dan mendapati kini suaminya yang seakan
terlihat salah tingkah didepannya. “Ada – apa?” Bahkan untuk menjawab
ucapan suaminya, Sooyoung mulai merasa canggung. Seharusnya tidak
seperti ini, meskipun salah satu diantara mereka telah kehilangan rasa
cinta untuk pasangannya, harusnya mereka tetap bisa akrab seperti sedia
kala. Dan Sooyoung, seharusnya ia baru merasa canggung jika mereka
benar-benar sudah bercerai. Sekarang mereka masih bersama dan seharusnya
tak ada alasan canggung lagi untuk keduanya.
“Kenapa kau seperti ini?” Pertanyaannya
itu terkesan seperti gumaman bagi Sooyoung. Tiba-tiba saja wajah wanita
itu berubah muram. Ia menundukkan kepalanya, seolah ia takut mendengar
penjelasan Kyuhyun yang mungkin saja bisa lebih menyakiti hatinya itu.
“Kau sudah tahu jika aku berselingkuh tetapi kenapa kau masih teruskan
sikap baikmu itu kepadaku?” Kyuhyun sedikit menatap Sooyoung nanar.
Sooyoung menoleh pada Kyuhyun dan hanya menampilkan senyum tipisnya yang
memang sudah lama sekali ia rencanakan.
“Kau berselingkuh dariku, tentu itu
bukanlah kesalahanmu. Terkadang perasaan manusia itu masih seering
berubah meskipun kita telah memasuki masa dewasa. Aku tak bisa
menyalahkan siapapun jika kau menyukai wanita lain. Dan jika itu
terjadi, maka yang dapat kulakukan adalah merelakanmu” Sooyoung
merasakan wajahnya mulai memanas kembali. Pertahanannya runtuh seketika.
Ia sudah berkali-kali berusaha kuat untuk mengatakan hal ini, namun
rasa tidak rela itu selalu melanda hatinya. Dia sungguh mencintai
suaminya, sungguh berharap jika suaminya dapat menatap lurus kearahnya
lagi atau paling tidak meliriknya.
“Oppa, lebih baik kau jujur jika kau
menyukai wanita lain. Jangan bersembunyi seperti ini kepadaku. Kau tahu
rasanya? Benar-benar sakit. Aku tak akan menahanmu untuk tetap
disampingku, jika kau mulai jenuh padaku maka ceraikanlah saja aku. Itu
lebih baik daripada kau berselingkuh dibelakangku seperti ini” Kyuhyun
hanya terdiam mencermati setiap ucapan Sooyoung yang benar-benar mengena
dihatinya. Dia merasa bersalah sekarang ini. Sooyoung benar-benar
wanita yang sabar hingga memendam perasaannya sedalam ini.
“Aku mengikhlaskanmu oppa. Terserah jika
oppa akan menceraikanku atau tidak. Aku – akan menerima setiap
keputusanmu” Kyuhyun merasa dilema ketika mendengar ucapan istrinya.
Sooyoung benar-benar rapuh sekarang ini, ketegarannya selama seminggu
ini terhapus sudah. Tiba-tiba Kyuhyun merogoh sakunya ketika
dirasakannya ponsel yang dikantonginya bergetar. Kyuhyun menggenggam
ponsel itu, sedikit takut untuk mengangkat panggilannya. Sooyoung
melirik ponsel Kyuhyun sebentar dan ia sudah tahu siapa yang menghubungi
suaminya tersebut. Kyuhyun menatap khawatir padanya sedangkan ia hanya
memperlihatkan senyuman singkatnya itu pada Kyuhyun.
“Angkatlah oppa. Mungkin dia
membutuhkanmu” Kyuhyun sedikit merasa tak enak pada Sooyoung namun ia
juga tak bisa menolak untuk menerima panggilan dari selingkuhannya
tersebut. Kyuhyun lagi-lagi beranjak pergi meninggalkan Sooyoung.
“Mungkin benar – dia tak mencintaiku
lagi” Desisnya tertahan. Sekarang ini tinggallah ia sendiri disini, tak
ada alasan lagi baginya untuk menutupi kedoknya. Ia rapuh, maka dari itu
ia mulai menangis. “Hanya disini saja, biarkan aku menangis” Sooyoung
mulai meracau tak jelas. Air mata yang selama ini sudah ia tahan kini
berjatuhan dengan begitu deras.
Seorang pria kini tengah menatap prihatin padanya.
Delete or Next?
RCL Please~
12 komentar on "You Have Someone?"
next thor
penasaran sama endingnya...
next eonni, ceritanya bagus!
Anjrit galau gw sedih bacabya. Next part ditunggu
Ya ampun thor ceritanya bagus
Sedih banget bacanya
Next part ya thor ceritanya
Sedih T.T
Next....
kalau ngebayangin perasaan sooyoung pasti kecewa berat ya, ff ini nyentuh hati banget thor :" sedih bacanya, berasa feelnya, ditunggu part selanjutnya yaaaa'-')/ semoga bisa lebih panjang lagi ceritanya /? penasaran banget sama kelanjutannya... T-T cepet share part 3 ya thor~ hwaiting!!!
Sedih thorr T-T
Soo eon tegar bgt :'')
Vict gk mikir -_-'' jht bgt -_-
Kyuppa jg gk mikir -__-
Lanjut thorr ^^ jgn lama2 ne ^^
Lanjut!!! >.<
Aku tak bisa
menyalahkan siapapun
jika kau menyukai wanita
lain. Dan jika itu terjadi,
maka yang dapat
kulakukan adalah
merelakanmu” -Sooyoung-
Menyentuh bangett thor..:'( Kyuppa jahatt!! >,<
next'a panjangin yah thor..
Ditunggu next'a segeraaa^_^
Hwaiting Author!!
Hwaaa knp ff d ksi crita'y soo dslingkuhin mlu???
Nyesek jd'y...
Dlnjut ne...
Bgus thor.. Lanjut (y)
Ini kapan lanjytny?
Posting Komentar